08 Oktober 2009

SEKOLAH BERMARTABAT

Sekolah Kejuruan (SMK) acapkali diidentikkan dengan kebrutalan, urakan dan ketidakteraturan. Persepsi ini muncul akibat perbuatan segelintir orang atau lembaga pendidikan (sekolah) tertentu yang tidak dapat memberikan pembelajaran moral dan etika yang baik untuk anak didiknya . Menyikapai persepsi negative diatas kita harus dewasa dan tidak bisa nggebah uyah. SMK

Negeri 1 Geger Memberi Bukti.

Sekolah harusnya tidak hanya memberikan pelajaran saja tetapi juga wajib memberikan pembelajaran moral dan etika. Pembelajaran moral dan etika yang baik tidak hanya teoritis tapi harus dibudayakan. SUNGKEM merupakan salah satu hasil pembelajaran moral yang terbudayakan di SMK Negeri 1 Geger. Budaya ini merupakan upaya pembiasaan siswa menjabat tangan guru dan meletakkannya di dahinya (sungkem) saat bertemu. Sungkem bukan hanya eksprei aktifitas tegur sapa tetapi juga terkandung makna pembelajaran etika moral yang sangat luar biasa. Dengan meletakkan tangan guru yang dijabat di dahi merupakan wujud pengakuaan dan penerimaan siswa atas eksistensi guru. Hal ini juga sebagai wujut penghormatan tertinggi siswa terhadap guru, bukankan kepala adalah simbol kehormatan manusia tertinggi.

Sungkem juga dapat dimaknakan sebagai wujud bahasa tubuh yang menggambarkan kesiapan seseorang untuk nyantrik (belajar), dan wujud pengakuan diri terhadap kekurangan dan kealpaan sehingga akan timbul sikap andap asor dalam menimba ilmu. (ram)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar